25 Juni 2009

Karampuang, dusun sakral penuh mitos

Hal yang unik pada To Manurung kedua seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam Lontara atau kitab sakral atau babad Karampuang adalah, ungkapan yang mengatakan bahwa To Manurung yang muncul di Karampuang tersebut berasal dari Manjappai atau Majapahit, sedangkan kebanyakan lontara lain di Sulawesi Selatan selalu menghubungkan kehadiran To Manurung itu selalu dikatakan dari langit. Dengan demikian memberikan gambaran kepada kita bahwa hubungan kesejarahan antara Jawa dan Bugis sudah berlangsung lama. To Manurung wanita yang akhirnya menjadi pemerintah pertama di Karampuang diyakini berasal dari Jawa. Dan untuk mengabadikan To Manurung tersebut maka rumah adatnya dibentuk sedemikian rupa dengan mengambil simbol-simbol wanita yang berbeda dengan kebudayaan bugis pada umumnya. Rumah Bugis Makassar yang selalu sarat dengan simbol kejantanan seperti tanduk kerbau, tanduk rusa sebagai hiasan puncak rumah, bentuk tangga yang terjulur ke depan atau menyamping searah lebar rumah adalah simbol (maaf ) ereksi dan tidak ereksi dari alat vital pria, pembagian kamar atau bilik yang selalu menempatkan kamar laki-laki di bagian depan sementara kamar perempuan tersembunyi di belakang. Bahkan di rakkeang atau bagian loteng adalah simbol betapa supremasi laki-laki mendominasi dalam detail-detail rumah bugis Makassar. Sebaliknya di Karampuang, rumah adat Karampuang justeru melambangkan seorang wanita anggun yang digambarkan melalui simbol-simbol wanita. Pintunya yang terletak ditengah-tengah rumah bagian dalam dan tersembunyi adalah simbol dari ( maaf ) kemaluan wanita. Pintu ini memiliki gembok yang terbuat dari batu bulat yang merupakan simbol dari klitoris perempuan yang disebut batu tuo atau batu yang mampu merangsang birahi kaum pria. Penggantungnya terbuat dari kulit kerbau yang penuh bulu atau rambut yang juga merupakan bagian kemaluan wanita. Di depan pintu terdapat dua buah dapur yang merupakann simbol sumber kehidupan melambangkan dua buah dada wanita. Di samping rumah tergantung dengan manisnya hiasan anting-anting wanita yang disebut dengan bate-bate. Di puncak rumahnya di tempatkan ijuk yang disebut dengan hilua simbol rambut wanita, Di ujung rumahnya bagian atas berdiri dengan anggunnya mahkota sang wanita cantik lengkap denngan juntaian rantainya yang disebut tobonya serta beberapa simbol wanita lainnya. ( selesai )

0 komentar: